Sigh. Lagi emosi jiwa nih saya.
Iya, promil saya ini lama2 kayak permainan yang tak kunjung usai. Hiks.
Iya, terakhir update saya beberapa bulan lalu adalah PHP dari dokter kan. Akhirnya mens juga waktu itu. Lalu saya mengejek diri saya : bodoh banget sih, udah bolak-balik ketipu jugaaa.
Tapi ternyata kebodohan saya konsisten sodara2. Pulang tugas luar kota dua bulan yang lalu, saya promil lagi. Ke dokter yang sama. Dan tetap dapat masalah yang sama.
Waktu itu dia bilang, 'Siklusnya udah bagus, langsung saya kasih pemicu ovulasi ya.' Lalu disusunlah jadwal ML yang jujur membikin saya pontang-panting mengimpor suami kesini, menyewa hotel di bulan puasa dan saat pengerjaan laporan. Sadis banget lah schedulenya. Mana bos baru saya suka menyiksa dengan lemburan kejam. Pernah saya pulang sampe hotel udah jam 12 malem dan langsung terkapar. Mana sempet mikir ML, pinggang aja rasanya encok. Duh Gusti...
Libur lebaran adalah momen saya untuk merampungkan jadwal ML. Pfiuuuh, masa subur aman. PR sudah dikerjakan.
Balik ke kantor, saya sudah membawa harapan besar. H2C menunggu jadwal mens berikutnya. Mens gak ya? Telat gak ya? Hamil gak ya?
Akhirnya memang telat mens. Sehari, seminggu... Tapi gak mau GR, gak mau testpack. Cuma harus lapor ke dokter perkembangan promil bagaimana. Oke deh, cuzz...
Nyampe dokter, tanpa nanya ba-bi-bu, langsung USG. Lalu dokternya bilang, 'Sudah menebal ini rahimnya' Saya tadinya gak antusias (pengalaman sebelumnya 2x di PHP). Saya jawab, 'Kayak yang dulu toh, mau mens barangkali'. Dokternya sok yakin, 'Tidak, ini sudah mau jadi kantong kehamilan ini, terlihat seperti cincin, coba kamu liat' Hmmm yayaya... Bulet ya, yang dulu2 emang belum berbentuk sih, baru warna putih aja. Akhirnya harapan itu bersemi.
Dokternya serius, 'Jaga makanmu, jangan makan bla bla bla, jangan angkat yang berat2, jangan kerja terlalu keras bla bla bla. Minggu depan kita cek lagi ya perkembangan kantung rahimnya'. Hati calon bumil mana yang tak terlonjak bahagia... Sungguhkah?
Lalu karena efek ke-GR-an saya, akhirnya saya ngerasa tanda kehamilan palsu seperti yang sudah-sudah. Mual, laper terus, perut kram kalo kelamaan berdiri, dan asam lambung naik di tengah malam.
Jeng-jeng-jeng... Seminggu kemudian saya kontrol dengan membawa sebongkah harapan. Menyembunyikan debar di dada sambil browsing nama baby (ini calon ibu lebay, belum pasti hamil, tapi udah browsing nama buat anak, hahahaha). Nunggu dokter nya lamaaa beud. Tambah galau.
Begitu dokter datang, dan saya dipanggil. Langsung semangat. Terus taunya dokter salah manggil nama saya. Masak saya dipanggil SRI??! Langsung feeling not so good.
Okay, kemudian diusg. 'Ada perkembangan dari minggu lalu, dok?' tanya saya -> pertanyaan bodoh, nama saya aja dia lupa, apalagi hasil analisis minggu lalu. Lha wong kartu rekam medik saya juga gak dia baca, langsung USG aja. 'Hmmm, ada, rahimnya semakin menebal' Plis dwehhh, minggu lalu juga sudah menebal keles.
Lalu kutanya, 'Untuk ukuran terlambat mens 2 minggu seperti saya, harusnya perkembangannya sejauh mana?' Lalu dia ngeles, 'Mungkin perkembangannya lama, kita cek 2 minggu lagi'
'Bagaimana kalo 2 minggu lagi gak ada perkembangan juga?'
'Ya kalaupun ini gak jadi, setidaknya kita tau sistem tubuhmu sudah benar, sudah pernah mengalami proses gejala kehamilan'
WHATTT??
'Nanti kalau sudah sekota dengan suamimu, lebih enak kan promil nya'
SO??
'Kita cek lagi ya tanggal 13'
OGAH!!!
Akhirnya saya nungguin dia nulis resep. Abis terima resep saya bayar usgnya aja. Obatnya gak saya tebus. Kenapa, krn gondok. Dan yg diresepkan pun sebenarnya obat yang dijual bebas. Yo wis.
Hati rasanya tercabik-cabik. Sepanjang perjalanan pengen mewek. Bodoh banget saya promil setahun sama dia. Keguguran karena dia gagal mendeteksi kehamilan saya, dan berikutnya 3 kali di PHP, dibilang hamil tapi gak ada kelanjutannya. Padahal saya udah mati2an, promil itu gak murah, pun harus meluangkan waktu untuk minum obat sesuai jadwal, ML aja ada jadwalnya, emosi juga jadi labil karena pengaruh obat pemicu hormon. Bukannya mau berkeluh kesah, tapi koq kebangetan bodohnya saya... Omaigattt.
-Tulisan ini dibuat saat hati sedang gelisah, emosi membara di dalam dada -
Komentar
Posting Komentar